Jam 2.40 sore sekitar 50 meter dari gerbang Lawrence
High School. 2 orang di sana. Seorang siswa dan seorang siswi, berdiri saling
berhadapan.
“emm..apa aku
boleh mengatakan sesuatu ?” niel bertanya ragu.
“tentu, katakanlahlah. Aku akan berusaha mendengarkannya,” dengan senyum simpul zack menanggapi pertanyaan niel.
Niel pun nampak tersenyum menahan malu dengan respon
yang diberikan oleh zack. Itu terlihat dari rona merah di pipinya.
“apa yang ingin kau katakan padaku ? tentang
matematika ? atau mengenai tugas anatomi yang harus dikumpulkan besok ? atau
me~ “ jari telunjuk niel menghentikan kata-kata zack. Zack pun dibuat kaget. Seketika
jantungnya berdegup kencang merasakan lembut jemari niel menyentuh bibirnya.
“eh, maaf. Harusnya kau tidak perlu menduga-duga apa yang ingin aku katakan kepadamu seperti itu.” Niel gugup setelah apa
yang telah dilakukan jari mungilnya terhadap salah satu bagian tubuh sensitif
milik zack.
“kenapa ? aku kan hanya tidak sabar dengan apa yang ingin kau katakan padaku. Apa itu salah ? “ ujar zack.
“tentu saja itu salah. Pertanyaanmu tadi seolah
mengejekku sebagai peraih peringkat akhir di sekolah. Apa kau pikir aku ini
terlalu bodoh hingga aku harus membicarakan hal-hal tidak penting mengenai matematika, anatomi
atau astrologi atau pelajaran apapun itu terhadapmu ? aku tau kau adalah murid
paling cerdas di sekolah ini tapi bukan berarti kau menyombongkan semua itu
dihadapanku,” niel nampak kesal.
“aah~ apa ucapanku tadi benar-benar telah membuatmu sakit
hati ? maafkan aku. Tapi bukan itu maksudku. Aku hanya terlalu antusias dengan apa yang akan kau katakan padaku. Bukankah selama ini kau tidak pernah membicarakan satu hal apapun padaku
? aku senang kau mau bicara padaku, karna itu artinya kau masih menganggapku
ada. Apa itu berlebihan ?” zack nampak menjelaskan sedikit kesalahpahaman yang
terjadi.
“sudahlah, lain kali saja aku mengatakannya padamu. Aku pulang dulu. Daah~” niel mencoba berlalu dari hadapan zack. Namun tangan
zack lebih gesit untuk mencegahnya pergi.
“tunggu. Kenapa kau begitu aneh dan dingin setiap kali
berhadapan denganku ? apa aku nampak seperti monster di matamu ?” dengan
sedikit emosi zack mencegah kepergian niel. Digenggamnya erat lengan niel.
Niel diam. Matanya tajam menatap wajah zack. Tak sepatah
katapun keluar dari mulut keduanya. Perlahan
genggaman tangan zack melemah dan dalam waktu sekian detik jemarinya tak lagi
erat memegang lengan niel. Terlepas. Dan setelah itu zack biarkan niel berlalu
dari hadapannya.
“kau bodoh niel ! kau bodoh ! kenapa kau tidak berani
menghadapinya ! argh ~” niel menggerutu dalam hati. Ia sangat menyesali
sikapnya yang mendadak emosi ketika berhadapan dengan zack. “tuhan, please
kenapa nyaliku tiba-tiba menciut seperti tadi ? bukankah baru tadi pagi Kau
mengisi penuh baterai kepercayaan diriku untuk menghadapi zack ? kenapa
sekarang hilang tanpa bekas ? please Tuhan beri aku kekuatan untuk
menghadapinya besok,” niel menahan tangis.
____SKIP_____________
mau tau kelanjutannya ? pengen dilanjutin nggak nih ? hihii, yang berminat baca tunggu kelanjutan ceritanya yaa :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
hanya menerima kritik dan saran yang membangun