Jumat, 21 Februari 2014

not for me

Jam 2.40 sore sekitar 50 meter dari gerbang Lawrence High School. 2 orang di sana. Seorang siswa dan seorang siswi, berdiri saling berhadapan.
 “emm..apa aku boleh mengatakan sesuatu ?” niel bertanya ragu.
“tentu, katakanlahlah. Aku akan berusaha mendengarkannya,” dengan senyum simpul zack menanggapi pertanyaan niel.
Niel pun nampak tersenyum menahan malu dengan respon yang diberikan oleh zack. Itu terlihat dari rona merah di pipinya.

“apa yang ingin kau katakan padaku ? tentang matematika ? atau mengenai tugas anatomi yang harus dikumpulkan besok ? atau me~ “ jari telunjuk niel menghentikan kata-kata zack. Zack pun dibuat kaget. Seketika jantungnya berdegup kencang merasakan lembut jemari niel menyentuh bibirnya.
“eh, maaf. Harusnya kau tidak perlu menduga-duga apa yang ingin aku katakan kepadamu seperti itu.” Niel gugup setelah apa yang telah dilakukan jari mungilnya terhadap salah satu bagian tubuh sensitif milik zack.
“kenapa ? aku kan hanya tidak sabar dengan apa yang ingin kau katakan padaku. Apa itu salah ? “ ujar zack.
“tentu saja itu salah. Pertanyaanmu tadi seolah mengejekku sebagai peraih peringkat akhir di sekolah. Apa kau pikir aku ini terlalu bodoh hingga aku harus membicarakan hal-hal tidak penting mengenai matematika, anatomi atau astrologi atau pelajaran apapun itu terhadapmu ? aku tau kau adalah murid paling cerdas di sekolah ini tapi bukan berarti kau menyombongkan semua itu dihadapanku,” niel nampak kesal.
“aah~ apa ucapanku tadi benar-benar telah membuatmu sakit hati ? maafkan aku. Tapi bukan itu maksudku. Aku hanya terlalu antusias dengan apa yang akan kau katakan padaku. Bukankah selama ini kau tidak pernah membicarakan satu hal apapun padaku ? aku senang kau mau bicara padaku, karna itu artinya kau masih menganggapku ada. Apa itu berlebihan ?” zack nampak menjelaskan sedikit kesalahpahaman yang terjadi.
“sudahlah, lain kali saja aku mengatakannya padamu. Aku pulang dulu. Daah~” niel mencoba berlalu dari hadapan zack. Namun tangan zack lebih gesit untuk mencegahnya pergi.
“tunggu. Kenapa kau begitu aneh dan dingin setiap kali berhadapan denganku ? apa aku nampak seperti monster di matamu ?” dengan sedikit emosi zack mencegah kepergian niel. Digenggamnya erat lengan niel.
Niel diam. Matanya tajam menatap wajah zack. Tak sepatah katapun keluar dari mulut keduanya.  Perlahan genggaman tangan zack melemah dan dalam waktu sekian detik jemarinya tak lagi erat memegang lengan niel. Terlepas. Dan setelah itu zack biarkan niel berlalu dari hadapannya.
“kau bodoh niel ! kau bodoh ! kenapa kau tidak berani menghadapinya ! argh ~” niel menggerutu dalam hati. Ia sangat menyesali sikapnya yang mendadak emosi ketika berhadapan dengan zack. “tuhan, please kenapa nyaliku tiba-tiba menciut seperti tadi ? bukankah baru tadi pagi Kau mengisi penuh baterai kepercayaan diriku untuk menghadapi zack ? kenapa sekarang hilang tanpa bekas ? please Tuhan beri aku kekuatan untuk menghadapinya besok,” niel menahan tangis.

____SKIP_____________

mau tau kelanjutannya ? pengen dilanjutin nggak nih ? hihii, yang berminat baca tunggu kelanjutan ceritanya yaa :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hanya menerima kritik dan saran yang membangun