Selasa, 07 Januari 2014

My first article

Sebenarnya ini adalah tulisan lamaku, yang belum sempat terselesaikan. Bahkan hingga aku share pun sebenarnya belum sepenuhnya selesai. Tapi aku pikir tidak apa jika aku membaginya untuk kalian semua. Tulisan ini sudah aku ketik sejak beberapa bulan yang lalu,
tapi yang ada aku hanya bisa mengetik beberapa kalimat lalu menghapusnya, mengetiknya lagi untuk kemudian di hapus lagi. Aku benar-benar tidak mempunyai ide untuk tulisanku. Dan itu membuatku sadar diri jika aku memang tidak pandai menulis. Aku tegaskan, aku tidak berbakat menjadi seorang penulis. Jadi apa yang aku tuliskan di catatanku kali ini hanyalah sekedar uneg-unegku mengenai hal-hal apa saja yang tak bisa aku ungkapkan secara langsung kepada orang-orang disekelilingku.
Rasanya selalu menarik jika tema yang diangkat dalam sebuah tulisan atau di suatu perbincangan adalah mengenai persoalan cinta. Hemm.. Pacaran ? siapa yang belum pernah pacaran di jaman yang sudah dipengaruhi oleh budaya barat ini ? hampir setiap orang sudah pernah merasakan indahnya masa pacaran, termasuk aku sendiri (he he), bahkan anak SD jaman sekarang pun tidak sedikit yang sudah berani ‘nembak’ teman sekelas atau teman bermain sebayanya. Betapa pacaran sudah dianggap hal yang lumrah sekarang ini.
aku sendiri sebenarnya sedikit canggung untuk mengangkat tema cinta di tulisanku. Entahlah, aku merasa risih jika membahas soal cinta, sakit hati, patah hati dan perasaan sebangsanya. Aku sama sekali tidak bermaksud naif, hanya saja aku bukanlah seseorang dengan sejuta pengalaman di bidang cinta. Aku hanya pelakon yang sempat beberapa kali merasakan getaran cinta, mengharapkan cinta dari pria pujaan. Dan sempat juga menjadi objek “obsesi” seseorang akan cinta. Cintanya padaku..(mungkin). Tapi sekali lagi, sifat pemaluku seolah ‘menyelamatkan’ku dari bujuk rayu setan yang berusaha mendorongku ke kubangan dosa. Dosa apa ? –dosa berpacaran-
Dulu, aku merasa jika Tuhan seolah berlaku tidak adil denganku. Disaat teman-temanku sudah pernah merasakan indahnya masa pacaran, aku justru (merasa) sebaliknya, tidak ada yang tertarik bahkan untuk sekedar mendekatiku pun tidak ada. Itu membuatku berpikir apakah aku memiliki wajah yang begitu buruk rupa hingga tidak ada seorang pria pun yang berusaha untuk sekedar mendekatiku atau tertarik padaku ? aku merasa diriku sebagai wanita paling malang di dunia ini. Namun, seiring berjalannya waktu, dengan semakin dewasanya pemikiranku mengenai kehidupanku, aku sangat bersyukur pada Tuhan karna setelah aku lulus dari sekolah menengah atas, aku menyadari betapa Tuhan sangat menyayangiku. Dia tidak membiarkanku terjebak pada lingkaran setan yang telah memutar balikkan suatu kesalahan menjadi sebuah kelumrahan. Apa itu ? yaa apalagi jika bukan ‘pacaran’. aku sangat bersyukur, Tuhan begitu menguatkan perasaanku jika berpacaran itu tidak penting dan tidak ada guna sama sekali. Justru yang akan didapatkan nantinya hanyalah sebuah kesia-siaan. Karna apa yang kita lakukan dari sebuah ‘proses’ yang dinamakan pacaran itu, Tuhan tidak pernah memberikan restu dan berkahNya, justru dosa lah yang tidak segan-segan Ia hadiahkan untuk mereka yang berpacaran, berdua-dua’an, bermesraan, ber~bla~bla~bla~~ (silahkan kalian lanjutkan sendiri apa saja yang biasanya dilakukan oleh dua insan yang tengah dimabuk asmara itu. Adakah manfaatnya ? aku pikir kalianpun sudah tau jawabannya)
Jika dulu aku merasa minder jika berbincang dengan teman atau siapapun yang tengah membahas pacar mereka masing-masing, sekarang walau aku hanya sebagai pendengar, setidaknya aku merasa bahagia karna Tuhan menjagaku dari perbuatan dosa. Apa aku terlalu naif memaknai ‘pacaran’ dan hakikat dari cinta itu sendiri? Entah sejak kapan, namun setelah aku mengikuti tausiyah-tausiyah dari ustadz Yusuf Mansur di sebuah acara di salah satu stasiun televisi swasta setiap pagi, aku mengalami perubahan pola berpikir mengenai arti hidupku yang sesungguhnya.

Sebenarnya dibeberapa kesempatan aku masih suka merasa iri dengan kalian yang mempunyai pacar. Tapi, sekali lagi, aku selalu merasa Tuhan sangat menyayangiku. DIA tidak membiarkanku terperosok dalam jurang yang penuh dengan dosa. Entahlah, rasanya sulit membahas masalah pacaran di jaman modern ini. Tapi dari apa yang aku dengar di tausiyah-tausiyahnya ustadz dan ustadzah juga dari bacaan-bacaan yang berkaitan dengan islam dan pacaran, yang dapat aku simpulkan adalah pacaran itu tidak ada dalam islam, dan sebenarnya pacaran itu adalah perbuatan yang tidak baik.

Mungkin akan menjadi panjang jika bahasan mengenai pacaran ini tetap dilanjutkan. Jadi aku cukupkan sampai disini saja dulu tulisan pertamaku. Pada intinya, semua kembali kepada pribadi masing-masing untuk memaknai arti berpacaran yang sesungguhnya. Semoga Allah memberkahi hidup kita dan melindungi kita dari ajakan-ajakan setan untuk berbuat dosa. Aamiin~ J

note : 
1. semoga apa yang aku tulis bisa bermanfaat atau mungkin ada yang terinspirasi ? heeheee
2. jika ada dari tulisanku yang kurang berkenan mohon dimaklumi dan dimaafkan
3. kritik dan saran yang membangun terbuka untuk siapapun
4. semoga ini bukan terakhir kalinya juga aku menulis, berbagi pengalaman, bertukar pendapat dan sebangsanya untuk kalian. aamiin~
5. sampai jumpa ditulisanku berikutnyaa ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hanya menerima kritik dan saran yang membangun